Kamis, 12 April 2018

Mie Loncat Khas Singkawang

Tionghoa menjadi salah satu etnis terbesar di Singkawang, Kalimantan Barat. Selain itu ada etnis Dayak dan Melayu. Oleh karena itu, saat kamu berkunjung ke Singkawang, banyak ragam kuliner yang terbuat dari olahan mie, di antaranya mie asin, mie tiau asu, mie kering, dan yang lainnya.
Salah satu yang mudah ditemui dan sangat ramai pengunjung ialah Bakso Sapi Bakmi Ayam 68. Kedai tersebut berlokasi di Jalan Pangeran Diponegoro nomor 68. Kedai yang menyajikan aneka olahan mie tersebut banyak direkomendasikan masyarakat lokal.
Keunikan dari kedai ini yaitu sang koki memasak mie tersebut sambil dilempar-lempar ke atas. Oleh karena itu mie ini dikenal dengan sebutan mie loncat.
Ini merupakan Mie Loncat khas Singkawang
“Herry Liu sang pemilik sekaligus koki di kedai mie loncat mengatakan karena mie yang dibuat itu sangat lengket jadi kalau tidak dilempar bakal lengket, setelah dilempar mie ini akan pecah atau terpisah satu per satu helai”.
Ia mengatakan trik dilempar tersebut bukan semata mata untuk atraksi mengundang pembeli. Tetapi karena tekstur mie buatannya yang sangat lengket saat dibuat.
Mie bakso dan pelengkap lain di kedainya merupakan racikan keluarganya sendiri, hanya kwetiau yang di beli di pasar.
Bakmi Spesial 68 adalah salah satu menu favorit di kedai ini, seporsi bakmi ada banyak lauk, yaitu babat, telur dadar potong, tahu, hekang, ayam,udang kupas, daging sapi dan bakso. Untuk sayurannya ada daun selada dan kecambah.
Aroma kaldu sapi segar begitu terasa pada kuah baksonya. Bakso buatan kedai ini pun bertekstur empuk, meski serat-serat urat sapi yang padat masih terasa, nampaknya cukup mahir dalam membuat bakso.
Beragam lauk yang tercampur di dalam mangkuk serta telur dadar yang diiris memanjang dan hekang( sejenis kwetiau berbahan daging udang giling) menambah cita rasa gurih mie spesial 68.
Babat dan daging giling sapinya juga tidak berbau amis, menurut Herry karena sudah mengalami perebusan yang lama.
Sekarang saatnya untuk merasakan bagian utama dari kedai ini, yaitu mie yang dibuat sendiri kedai. Mie nya terlihat sangat keriting dengan tekstur yang tidak lembek dan tidak mudah mengembang hingga lebih dari 30 menit hidangan tersaji.
Yoana salah satu wisatawan asal lampung yang baru pertama kali mencoba bakso dan mie di kedai ini mengatakan bakso tahu dan mie nya enak, tapi kuahnya kurang pas dilidah saya, terlalu asin,” ujarnya.
Untuk wisatawan muslim yang ingin mencoba kuliner di kedai ini jangan khawatir karena bakmi ini adalah salah satu bakmi yang halal. Bahkan Herry mengaku bakminya ialah bakmi pertama yang halal sejak tahun 1977.
Kedai ini menjual beragam olahan mie dengan harga mulai dari Rp 9.000 hingga Rp 38.000. Meskipun terbilang ramai pengunjung kedai Bakso Sapi Bakmi 68 ini tidak memiliki jam operasional tetap.
Tetapi herry mengatakan kedainya buka sekitar pukul 09.00 atau 10.00 pagi. Waktu tersebut tergantung banyaknya porsi yang disiapkannya, dan tutup paling malam pukul 20.00 WIB.
“Kalau ada perayaan atau libur butuh porsi banyak jadi bukanya lebih siang dikit karena nyiapin dulu,” tutup Herry.
Ini pemilik kedainya guys

Ramai juga ya pengunjung di kedai ini😊
Yukk simak video berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=l17cGg2EhqU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar